Sabtu, 09 Februari 2013

5 "KOTA" Tertua di Indonesia..

5. Kota Medan 1 Juli 1590
/
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota
ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan
merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga
sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek
wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata
Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
4. Semarang 2 Mei 1547
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Semarang merupakan kota yang dipimpin oleh wali kota Drs. H.
Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM.
Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km
sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya
Banjarmasin (via udara). Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di
utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan,
dan Kabupaten Kendal di barat.
3. Jakarta 22 Juni 1527
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu
kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di
Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di
bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama
Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,
atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²),
dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010). Wilayah
metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta
jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan
keenam dunia.
2. Magelang 11 April 907 M
Kota Magelang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota
ini terletak di tengah-tengah kabupaten Magelang. Karena memang
dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari Kabupaten Magelang
sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri
sebagai sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang
strategis, karena berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota
Magelang berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid, 75 km
sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta.
Kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara,
Magelang Selatan dan Magelang Tengah , yang dibagi lagi sejumlah
kelurahan.
Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907
Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut
dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari
Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang
dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada,
Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai
penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-
Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa
perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh
di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman
dalam Cinta Kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah
lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima
atau Perdikan.
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti
yang digunakan adalah Prasasti POH, Prasasti GILIKAN dan Prasasti
MANTYASIH. Ketiganya merupakan parsasti yang ditulis di atas
lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat
pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M),
dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama
Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi
Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja
Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka
bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran
Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu
Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa
Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah
Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang
dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung
SUSUNDARA dan WUKIR SUMBING yang kini dikenal dengan
Gunung SINDORO dan Gunung SUMBING.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota
selanjutnya menjadi Ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah
menjadi Ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan
kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era
reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas - luasnya
kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi
kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah
kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan
diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati
ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan
membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta
sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah
Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan
Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan
pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang
strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang
indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda
terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air
minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918,
perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan - jalan
arteri diperkeras dan diaspal.
1. Palembang 17 Juni 683 M
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan.
Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah
Medan.
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibukota kerajaan bahari
Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya,
yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad
ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi
Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di
Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan
pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada
tanggal 16 Juni 682 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota
tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki
Venice of the East("Venesia dari Timur").

Tidak ada komentar:

Posting Komentar